Kota metropolitan mempunyai konsekwensi terjadinya hal – hal yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Makanan – makanan cepat saji dengan mudah dapat ditemukan dimana – mana, sehingga kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsinya semakin mudah dilakukan. Namun pengaruh buruk berupa ketidak – seimbangan gizi terjadi. Umumnya makanan – makanan cepat saji itu akan mengandung kadar kolesterol tinggi. Ditambah lagi kebiasaan jelek yang sering dilakukan masyarakat adalah kurangnya aktifitas olah raga. Kesemua ini akan mengakibatkan kegemukan.
Kejadian penyakit – penyakit jantung, pembuluh darah seperti stroke, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merupakan penyakit yang sebelumnya didasari akibat kegemukan (obesitas) akibat karena gizi yang berlebih. Kegemukan, selain penyakit tersebut dapat pula mengakibatkan terjadinya penyakit reumatik yang disebut osteoartritis (OA).
Osteoartritis merupakan penyakit reumatik, salah satunya disebabkan oleh karena beban yang berlebih dalam jangka waktu lama yang diterima oleh sendi lutut. Sehingga terjadi kerusakan pada struktur rawan sendi yang menjadi bantalan. Bantalan tersebut berguna untuk menghindari gesekan antara dua tulang yang membentuk persendian, yaitu tulang paha dan tulang tibia. Oleh karena beban yang berlebih itu akan menyebabkan penipisan tulang rawan dan selanjut akan terjadi robekan pada permukaan. Hilang fungsi rawan sendi ini akan mengakibatkan nyeri pada sendi lutut. Beberapa aktifitas sehari – hari penderita akan terganggu, seperti berdiri saat melakukan aktifitas, naik turun tangga, sehingga juga akan menyebabkan produktifitas akan menurun.
Obesitas merupakan faktor risiko penting terjadinya Osteoartritis sendi lutut, karena dapat menerangkan bagian pokok dari kejadian OA sendi lutut. Sebagian besar berat badan akan ditopang oleh sendi lutut (weight bearing joint) pada saat berjalan. Peningkatan berat badan akan meningkatkan risiko OA sendi lutut. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan 5 kg akan menurunkan kejadian OA sendi lutut pada wanita sapai 50%. Sehingga pencegahan dengan menjaga berat badan yang ideal, maka akan mengurangi kejadian OA sendi lutut. Demikian pula dengan yang ditimbulkan oleh kegemukan tersebut, seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi dsb, tentunya juga akan dicegah.
Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Obesitas akan terjadi bila adanya ketidak seimbangan jangka panjang antara masukan energi (energy intake) dan pengeluaran energi (energy expenditure), dimana energy intake lebih besar dari energy expenditure.
Di Amerika Serikat terdapat 35% orang dewasa tergolong overweight (IMT 25 – 29,9 kg/m2) dan sekitar 2,5% tergolong obes (IMT > 30,0 kg/m2). Semakin meningkatnya prevalensi obesitas pada anak dan dewasa cukup memperihatinkan, mengingat obesitas diketahui meningkatkan hampir semua penyebab kematian. Walaupun di Indonesia belum ada data baku mengenai epidemiologi kegemukan, namun terkesan terdapat peningkatan jumlah kejadian kegemukan, terutama di kota – kota besar tadi akibat karena mudahnya akses mendapatkan makanan cepat saji, dan kurangnya aktifitas fisik yang rutin. Di Jakarta, terdapat peningkatan prevalensi obesitas dalam jangka 10 tahun (1982-1992) dari 4,2% dan 4,7% menjadi 10,9% dan 24,1% masing – masing pada laki – laki dan wanita. Penelitian lain menunjukkan prevalensi kejadian OA di Malang, prevalensi OA di kota yaitu 10.0 %, lebih tinggi bila dibandingkan di pedesaan yaitu 13.5%. Menjadi pertanyaan apakah karena di kota orang – orang lebih banyak kegemukan oleh karena mudahnya akses mengkonsumsi makanan yang bergizi tidak seimbang.
Dampak yang ditimbulkan oleh OA sangat besar, oleh karena akan mempengaruhi aktifitas keseharian penderita. Misalnya mengerjakan pekerjaan sehari – hari dirumah, seperti pekerjaan ibu – ibu rumah tangga. Demikian pula dengan pekerjaan di luar rumah. Masalah utama yang muncul pada penderita OA adalah nyeri pada sendi lutut terutama saat melakukan aktiftas, terjadi kekakuan sendi lutut. Penderita OA akan terganggu melakukan aktifitas seperti misalnya jongkok, naik turun tangga, sehingga bagi penderita yang beragama Islam akan mengganggu kekhusuan melakukan ibadah sholat lima waktu.
Bagaimana obesitas menyebabkan OA sendi lutut dapat diterangkan sebagai berikut; pada kondisi obes akan meningkatkan beban yang diterima oleh permukaan sendi lutut, pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan kartilago sendi secara mekanis maupun kerusakan secara biologis. Proses inisiasi kerusakan rawan sendi akan menyebabkan terjadinya pembentukan rawan sendi abnormal. Inisiasi proses ini akan menyebabkan teraktivasinya kaskade inflamasi maupun perusakan secara enzimatik terhadap rawan sendi lutut. Adanya respon inflamasi memicu rangkaian enzimatik yang berakhir dengan kerusakan rawan sendi sebagai target kerusakan pada patogenesis OA termasuk OA sendi lutut.
Sendi lutut merupakan alat keseimbangan, sehingga struktur otot yang mengelilingi sangat penting. Pada kegemukan massa lemak intra muskuler meningkat. Peningkatan massa lemak tersebut akan menyebabkan kelemahan pada saat berjalan, berdiri dan mengarahkan keterbatasan gerak. Meningkatnya beban pada sendi lutut yang dikelilingi oleh otot yang lemah menyebabkan menurunnya kemampuan otot menahan tekanan yang dapat menyebabkan trauma pada kartilago. Jika tekanan atau beban itu bersifat mekanis, maka dapat menjadi penyebab OA yang ditemukan jelas pada mereka dengan kegemukan.
Bila trauma atau beban ini berlanjut terus menerus, maka beberapa keluhan yang akan diderita akan semakin berat. Nyeri pada sendi lutut juga akan mengakibatkan penderita akan mengurangi aktifitas atau gerakan pada sendi lututnya, sehingga juga akan berdampak pengecilan otot – otot (atrophy) penopang tubuh disekitar sendi lutut. Dampak lain dari atrofi ini adalah terjadi kelemahan otot penyanggah tubuh, sehingga beban akan semakin besar lagi pada permukaan sendi lutut. Selain itu juga timbul penumpukan cairan dalam rongga sendi lutut yang dikenal dengan efusi genu. Efusi ini juga akan semakin menambah nyeri pada sendi lutut dan akan semakin membatasi beban pada sendi lututnya oleh penderita. Sehingga akan terjadi suatu lingkaran setan (siklus vitiosus), nyeri pada sendi lutut dan efusi genu akan mengakibatkan pembatasan gerak sendi lutut, selanjutnya menyebabkan atrofi otot – otot penyanggah tubuh, beban sendi akan semakin bertambah karena kelemahan otot.
Upaya – upaya pencegahan yang dapat dilakukan ditujukan terutama menghilangkan trauma atau jejas pada rawan sendi. Upaya – upaya itu dapat dilakukan dengan pemberian pengobatan maupun dengan upaya pencegahan. Namun jika upaya pencegahan dapat dilakakan secara dini maka akan jauh lebih bermanfaat dan besar hasilnya jika hanya dengan memanfaatkan pengobatan. Upaya pencegahan akan jauh lebih baik, lebih murah bila dibandingkan dengan pengobatan.
Jika memperhatikan penyebab dari OA sendi lutut ini, salah satunya adalah akibat kegemukan, maka salah satu upaya pencegahan dapat dilakukan adalah dengan menjaga agar berat badan tetap dalam kategori ideal.
Menjaga berat badan ideal merupakan suatu tindakan bijaksana yang bertujuan menghilangkan trauma pada sendi penopang tubuh. Seperti disebutkan sebelumnya dengan menurunkan IMT maka angka prevalensi kejadian OA baik pada pria maupun wanita dapat diturunkan. Memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk memiliki postur tubuh yang proporsional perlu digaungkan. Konsumsi makanan cepat saji yang mempunyai nilai gizi tidak seimbang sebaiknya dihindari.
Disamping itu dengan melakukan olah raga teratur. Olah raga akan menjaga kebugaran tubuh sehingga akan selalu tercapai keseimbangan. Keseimbangan energi karena selalu melakukan pembakaran – pembakaran energi. Selain itu dengan olah raga juga akan melatih otot – otot penyanggah tubuh khususnya otot penyanggah disekitar sendi lutut akan menjadi kuat. Menguatkan otot – otot penyanggah disekitar sendi lutut berarti mengambil alih sebagian beban lutut oleh otot – otot tersebut. Otot tersebut adalah otot quadrisef, otot sartorius, otot gastroknemius dsb.
Kesimpulan : kejadian OA sendi lutut berhubungan dengan kegemukan. Kegemukan akan memberikan trauma pada rawan sendi lutut, bila trauma ini berlangsung lama, selanjutnya akan mengakibatkan penipisan rawan sendi. Sehingga fungsi sebagai shock absorbent untuk mencegah trauma pada tulang tidak dapat diperankan lagi oleh tulang rawan tersebut. Kegemukan terjadi karena energy intake dan energy expenditure tidak seimbang. Kegemukan dapat dicegah dengan mengkonsumsi zat gizi seimbang dan melakukan aktifitas olah raga untuk melakukan pembakaran dan memperkuat otot – otot penopang sendi lutut. Sehingga orang gemuk belum tentu sehat, tetapi berisiko menderita osteoartritis sendi lutut.
0 comments:
Posting Komentar